Serasi dan Simfoni Meriahkan 75 Tahun Jalinan Diplomatik Indonesia-Australia

0
16

Serasi dan Simfoni Meriahkan 75 Tahun Jalinan Diplomatik Indonesia-Australia

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, Soprano Mariska Setiawan, dan Komposer dan Pianis Ananda Sukarlan sedang berpose bersama-sama di konser musik ‘Notes of Friendship’: Simfoni Jalinan Diplomatik Australia-Indonesia ke 75 Tahun’ Photo: Priscilla Brenda/kumparan

Kedutaan Besar Australia di Jakarta melangsungkan konser musik ‘Notes of Friendship’: Simfoni Jalinan Diplomatik Australia-Indonesia ke 75 Tahun’ pada Kamis (04/07). Ini adalah konser musik kerjasama di antara musikus Indonesia dan Australia.

Perayaan ini tampilkan kuartet gesek dari Melbourne Symphony Orchestra (MSO), komposer dan pianis, Ananda Sukarlan, dan soprano klik here muda asal Surabaya, Mariska Setiawan.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams ikut datang dalam perayaan konser musik ini. Dia ikut menerangkan jika musik memiliki kemampuan lebih saat menyambungkan setiap individu dengan background yang tidak sama.
“Musik memiliki kemampuan untuk melebihi batasan dan menyambungkan beberapa orang dari berbagai background. Kerjasama spesial ini rayakan jalinan kuat di antara Australia dan indonesia,” terang Penny di JS Bach Recital Hall, Jakarta.

Pengakuan itu ikut disokong oleh soprano salah satu di konser ini, Mariska Setiawan. Wanita yang sudah belajar vocal semenjak 2007 mengutarakan jika musik adalah bahasa universal yang memutuskan kendala menggunakan bahasa.

“Jika contohnya kita sama-sama tidak dapat bahasa keduanya. It’s okay karena kita dapat dipersatukan sama bahasa universal, bahasa musik,” ungkapkan Mariska.
Kreasi Pertama
Untuk rayakan jalinan diplomatik ini Ananda secara eksklusif membuat kreasi “Two Australian Songs” berdasar puisi dua penyair legendaris Australia. Kreasi ini pertama diperlihatkan dalam peluang perayaan jalinan diplomatik Indonesia.
“Ini kan atraksi pertamanya dan atraksi pertamanya sudah pasti harus orang Indonesia . Maka pemainnya Australia, penyairnya Australia, komposernya Indonesia, penyanyinya Indonesia,” ungkapkan Ananda Sukarlan di depan mass media.
Selainnya lagu pertama, Ananda ikut tampilkan penyatuan dua lagu asal dari Australia dan Indonesia, yakni ‘Waltzing Matilda’ dan ‘Kampung Nang Jauh Dimato’. Kreasi ini dikasih judul ‘I Wish Mathilda Had Waltz To Minang’

Selainnya Ananda, MSO ikut membawa kreasi yang dibuat oleh mereka yakni ‘Long Time Living Here’. Kreasi ini dibuat untuk memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai budaya suku pribumi Australia lewat peluang menyanyi dengan bahasa kuno warga Gadigal.

Dosen FK Unair Mengancam Berhenti Kerja Buntut Pencabutan Prof Budi Sebagai Dekan

Beberapa mahasiswa, alumni sampai dokter melangsungkan tindakan di halaman muka Universitas A, Unair Surabaya, Kamis (4/7) siang.
Tindakan itu diadakan sebagai bentuk bela Prof Dr Budi Santoso dr SpOG (K) yang dihentikan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Kampus Airlangga (FK Unair) Surabaya.
Profesor bedah saraf Unair, Prof. Dr. dr. Abdul Hafid Bajamal, Sp.BS (K) Spine dalam pidatonya mengajukan usul ke beberapa civitas akademisa di FK Unair untuk berhenti kerja.
“Tidak ada argumen ketidakadilan dilaksanakan pada Prof BUS. Kita akan bergerak mulai sekarang ini. Semua dosen, wakil dekan dan sisi staff FK saya usulkan untuk berhenti mengajarkan awal hari ini, sepakat? Sampai Prof BUS dikembalikan ke tempatnya,” tutur Prof. Jamal di halaman muka Universitas A, Unair Surabaya, Kamis (4/7).