Ferdy Sambo mengungkapkan alasan

0
73

“Artinya saudara, berupaya kalaupun sorotan atau coveran kamera CCTV tersebut yang dari gapura mengarah ke situ (area rumah dinas), saudara menghendaki Yosua tidak tertangkap kamera tersebut?” tanya hakim Suhel memastikan. “Harapannya sih layaknya itu yang mulia,” jawab Ferdy Sambo.

“Itu makanya saudara meyakinkan itu diamankan?” tanya hakim Suhel.

“Saya sementara itu cuma natural untuk mengecek aja yang mulia,” jawab Ferdy Sambo. 4. Alasan Ferdy Sambo minta Hendra cek CCTV

Ferdy Sambo mengungkapkan alasan dirinya menghendaki eks Karo Paminal Divisi Propam Polri, Hendra Kurniawan untuk mengecek CCTV Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan sehabis Brigadir Yosua Hutabarat dengan kata lain Brigadir J tewas pada 8 Juli 2022. Dihadapan hakim, Ferdy Sambo mengaku memerintahkan Hendra Kurniawan untuk mengecek CCTV di kurang lebih lokasi kejadian.

“Saya perintah cuma untuk pengecekan,” kata Ferdy Sambo.

Eks Kadiv Propam Polri itu mengaku kecuali CCTV yang berada di gapura pos satpam komplek Polri Duren Tiga merekam perihal sebelum saat Brigadir J tewas.
“Pengecekan CCTV di kurang lebih kompleks. Awalnya saya nggak menyangka CCTV di depan gapura Duren Tiga bisa memutarkan seluruh cerita ini,” ungkap Ferdy Sambo.

Namun belakangan, Ferdy Sambo baru memahami seandainya CCTV di gapura pos satpam Kompleks Polri Duren Tiga ternyata menyorot ke halaman rumah dinasnya.

Kesadaran Sambo atas rekaman CCTV itu merekam seluruh perihal asli sehabis eks Wakaden B Biro Paminal Arif Rahman Arifin melaporkan sehabis menonton rekaman CCTV tersebut dengan Baiquni Wibowo dan Chuck Putranto.

“(Tahu) Setelah ditonton yang dilaporkan oleh Arif,” kata Sambo.

Awalnya, Ferdy Sambo mengaku cuma berpikir secara natural saja sebab berpikiran perintah pemeriksaan CCTV merupakan perihal wajar.

Namun, dia baru memahami kecuali dalam rekaman CCTV tersebut merekam seluruh perihal terlebih yang membuktikan kecuali https://www.felysbakery.com/ Brigadir J tetap hidup sementara Ferdy Sambo berada di rumah dinas dan tidak sesuai dengan skenarionya.

Ia mengaku tidak memahami seandainya CCTV tersebut udah diamankan Arif Rahman pada 9 Juli 2022.

“Tidak memahami (CCTV disita tanggal 9 Juli 2022), sebab saya tidak terpikir akan tersedia gambar layaknya itu. Saya pikir natural saja untuk mengecek, di tanggal 13 itulah saya tahu,” Kata Ferdy Sambo.

5. Ferdy Sambo emosi istrinya dilecehkan Yosua

Ferdy Sambo mengaku benar-benar emosi dikala mendengar istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan kata lain Brigadir J.

Hal ini diungkapkan Ferdy Sambo sementara bersaksi dalam perkara obstruction of justice kasus pembunuhan Brigadir J atas terdakwa AKP Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022).

Awalnya, Ferdy Sambo menceritakan apa yang dilakukan Brigadir J pada istrinya lebih sadis daripada sebuah pelecehan seksual.

Sambo membuktikan Yosua udah melakukan dugaan pemerkosaan dan penganiayaan pada istrinya.

“Saudara memahami adanya pelecehan itu dari siapa?” tanya hakim.

“Saya memahami itu bukan pelecehan, sementara saya bersua istri saya di Saguling, apalagi lebih sadis dari pelecehan. Istri saya udah diperkosa, kemudian udah dianiaya, dan diancam. Itulah yang sebabkan saya emosi kemudian saya lupa untuk, wajib melakukan ini, Yang Mulia,” ucap Sambo.

Mendengar cerita itu, hakim benar-benar menyayangkan sikap Sambo yang merenggut nyawa orang lain dan bukannya melaporkan ke penegak hukum padahal dirinya seorang Kadiv Propam Polri sementara itu.

“Katakanlah, seandainya, seandainya momen (dugaan pemerkosaan) itu benar, Saudara katakan adanya pelecehan, apalagi perkosaan. Saudara selaku Kadiv Propam, selaku polisinya polisi, apakah tidak berpikir panjang?,” tanya hakim.